Dewi's Blog

Kebaikan itu layak untuk diperjuangkan

merenung dan mengingat2 sejenak

on 25 February 2012

tiba-tiba (lagi-lagi) teringat perkataan seseorang. aku tahu ini hanyalah suatu perkara yang tidak ada gunanya..yang seharusnya tidak usah dibahas lagi. cuman aku tidak ingin memori ini hilang dan aku melupakannya. aku ingin mengabadikannya lewat tulisan..mengikatnya dan tidak mau membiarkannya terlupakan begitu saja.
mungkin hanya sesaat perasaan ini, tapi aku tidak mau menyesalinya…
itulah mengapa beliau mengatakan, lebih tepatnya menuliskannya “masak sih,xxx?” atau “kok bisa sih, xxx?”
dan menyatakan jika beliau yakin jika aku akan menanggapinya sebagai becandaan. bukannya menyesali kenapa aku tidak membalasnya dengan serius, karena sampai sekarang pun aku masih menganggap itu semua hanya suatu yang belum kupercaya bisa terjadi…..
hanya saja aku jadi berpikir dan menyadari sesuatu jika segala sesuatu yang berjalan di dalam kehidupanku ini kuanggap becandaan, jarang serius, atau mungkin statement beliau tentang aku benar “menganggap remeh orang”
walaupun setelah kupikir2…sebenarnya “menganggap remeh orang” agak menyakitkan sihnya…tapi aku memang “tidak memperdulikan perasaan orang dan tidak menanggapinya dengan sebaik2nya manusia (memanusiakan manusia-istilah yang dipake mereka) bila masalah/perkataan yang mereka lontarkan kepadaku kuanggap tidak bisa kulaksanakan atau tidak terlalu “worthy” untuk di dengar. blungen tuwo lah…yang berakhir dnegan “melupakannya” …
aku terlalu egois untuk menerima orang lain, aku terlalu takut untuk memberikan hatiku..baik untuk menghormati mereka, mencintai orang lain, atau segan kepada mereka. aku hanya bisa dalam taraf “menyukai” keberadaan mereka…kelebihan dan kekurangan mereka. untuk meminta lebih dari itu….aku tidak tahu…(atau mungkin aku tidakmau tahu dan langsung menutup kemungkinan hal itu terjadi, karena takut harus menerima kenyataan jika aku harus menggunakan hatiku dan aku yakin, sakit yang akan kurasa lebih dari yang kuinginkan)

Dan aku berakhir dnegan “mendatarkan” semuanya….dan “membunuh” apa-apa yang timbul. rasa takut, rasa segan, rasa suka, rasa sedih.

anehnya…dalam keadaan yang kadang2 terkadi, aku akan merasa di “treateaned” dan merasa ingin menangis karena sedih, takut dan menyalahkan diri sendiri …menyalahkan kebodohan, ketidak pekaan, dan sempitnya pikiranku…saat-saat seperti itu…aku yakin orang lain pun pernah mengalaminya. aku ingin membuka hati ini, pikiran ini…untuk apa? agar dihibur…aku butuh penenang. jika benar itu memang kesalahanku, ya sudahlah…emang salahku. tapi jika bukan murni kesalahanku..aku butuh orang lain untuk menaruh perasaan bersalah itu keluar dari hati dan pikiranku. haha…egoisnya…aku benar2 egois dan hanya memanfaatkan orang-orang disekitarku.tidak pasti dengan perasaanku sendiri, sebenarnya apa yang kurasakan, apa yang kuinginkan.

“dewi itu ndablek ya..” …di saat lain “jangan kayak kaum quraishy…yang bandel jika dikasih tahu” ^.^

perkataan seseorang yang sampai sekarang belum kulupakan walaupun mungkin beliau melupakannya. (mungkin aku tipe orang yang jika itu tajem, bener, dan nasehat, bisa terngiang2 terus sampai sekian tahun..tapi kenapa materi PPh nggak nyanthel2 juga ya? hmmm)
aku…setelah kupikir2…mungkin beliau benar. karena dulu aku masuk golongan orang yang tidak mau dipersalahkan…aku masih menganggap diriku lah yang paling benar. sulit sekali mengakui kebenaran yang datang dari orang lain yang kebenaran itu men-down kan kepercayaan/prinsipku selama ini. harus menahan emosi yang tiba2 menggelegak tiap kali kebenaran yang “crush” ama prinsipku diucapkan orang lain di depan mukaku.
mungkin inilah alasan kenapa beberapa”petua” susah di nasehati “pemuda”…:D ego nyaaaa….kecil2 kayak aku yang dinasehati orang lebih tua saja masih harus kuat2 ngontrol emosi…

seperti bom…mungkin itu pula “kelebihanku”.. dikasih berita dikit, belum banyak info…udah meledak2 duluan. abis itu baru dipikir, ditelaah dan kemudian menyadari kesalahan bertindak.haha…tak lucu memang. tapi terkadang lebih mudah membacanya di tulisan/ menerapkannya di tulisan daripada harus menyadarinya saat kejadian tersebut berlangsung.
“positif thingking” dinasehatin ma para petua ku…kakak2 kelasku…seniorku….
dinasehatin dari tulisan temen2ku, saudariku…


Leave a comment